mommy cita & zeta

Nacita Nurani Hati Fatima

Posted on: September 6, 2008

Nacita dan Ayah
Nacita dan Ayah

Anak Cinta Kita yang memiliki Nurani (cahaya benderang) dari dasar Hati Fatima, (nama sang ibu yang juga adalah nama putri terkasih Rasulullah Muhammad S.A.W.), terlahir Ahad, 5 Agustus 2006, sesuai dengan fakta bahwa dia adalah anak pertama kami. Wajahnya begitu cantik, lembut dan entah mengapa, sesuai benar dengan sifat dan perangainya yang tenang. Sampai kami terkejut saat anak kami menderita sakit. Toxoplasma, Rubella, CMV dan Herpes, merupakan rangkaian penyakit yang sebelumnya belum pernah kami kenal. Ternyata penyakit ini menyerang anak kami. Dari hasil uji lab, anak kami positif terjangkit parasit dan virus-virus darah tersebut. Maka kami pun belajar dan membuka mata bahwa, banyak anak lain yang terjangkit penyakit ini. Hidrosepalus, Mikrosepalus, Epilepsi, Keguguran janin, Kegagalan hamil, adalah contoh-contoh yang diakibatkan oleh virus di atas. Kami pun berbagi rasa dengan orang-orang ini.

Nacita tidak gugur atau tertimpa efek-efek itu secara kasat mata. Nacita menderita efek yang lain. Kami berjuang. Nacita menderita. Setiap hari harus menelan larutan bahan-bahan kimia anorganik. Setiap minggu harus menahan kesakitan saat menjalani terapi.

Tawa, senyum, merupakan hal yang mahal dan jarang didapat darinya. Maka itu menjadi hadiah yang sangat mahal dan berharga disaat hanya senyum dan sedikit tawa yang keluar dari bibir mungilnya.

Jumat, 5 September 2008, merupakan saat yang sangat menyedihkan bagi kami. Nacita dipanggil kembali pada Sang Maha Pencipta. Di Bulan Ramadhan yang penuh berkah, di hari yang merupakan penghulunya hari, kami menerima kenyataan bahwa Nacita harus terlebih dahulu memasuki kampung akhirat. Kesedihan luar biasa menerpa kami. Segala emosi bercampur aduk, antara tidak percaya dan berharap semua hanya ilusi. Kami hanya bisa terpekur untuk bisa memahami semua ini.

Nacita…

Allah memanggilmu karena Dia sangat.. sangat.. sayang padamu

“.. Dan kampung akhirat adalah lebih utama daripada kampung dunia..”.

Nacita telah sukses menjalani kehidupan. Kembali ke kampung akhirat dengan keadaan bersih suci tanpa dosa.

Saat ini, Nacita terbebas dari segala macam penderitaan, kesakitan. Bebas bermain dan terbebas dari segala keterbatasan. Tertawa bebas bersama malaikat dengan canda dan tatapan mesra bidadari-bidadari temannya.

Nacita sedang diasuh dan dipelihara langsung oleh sebaik-baiknya pengasuh dan pemelihara. Nacita dipangku dan didekap langsung oleh Allah Azza wa Jalla.

Lalu siapakah yang lebih baik dan beruntung kecuali Allah telah intervensi langsung untuk menghadiahkan kebahagian kekal langsung padanya.

Nacita…

Tidak akan ada tipu daya dan niat busuk yang akan menipu dan memperdayaimu. Tidak ada satupun makhluk yang mampu menyakitimu. Kemenangan adalah milikmu.

Sungguh ketika kami sadar, Nacita termasuk anak beruntung yang mampu masuk pada kehidupan kekal dengan tanpa hisab. Kehormatan adalah hak Nacita untuk menjadi bidadari surga. Nacita lah yang akan menyambut kami dan memintakan pada Ilahi untuk menolong kami disaat kami harus menghadapi pengadilan akhirat nanti.

Nacita…

Di sini orang tuamu dan adikmu sedang berjuang menantang hidup.

Saat ini adikmu, Nazeta Istiaza Fatima, sedang mengawali hidup untuk menantang dunia.

Adikmu yang memiliki karakter keras dan tegar. Karakter yang sungguh cocok untuk membantai kebusukan dunia. Adikmu yang dilahirkan bertepatan dengan 100 tahun kebangkitan Indonesia. Adikmu yang memiliki nama yang berarti Kemenangan Ilahi untuk segala doa pada Ilahi dengan limpahan kecintaan Fatima. (bunga teratai, yang memiliki keindahan luar biasa, yang hidup pada sumber kehidupan, air.)

Mudah-mudahan kami mampu menghadapi tipu daya dunia, dan tetap memilki semangat untuk tetap berjuang hingga kami semua pasti menyusulmu.

Nacita…

Kerinduan dan kesedihan mendalam ada pada kami,

Tapi kami tidak berhak bersedih saat menyadari bahwa ananda justru telah mendapati kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan yang juga mudah-mudahan bisa kami raih. Kebahagiaan yang tidak pernah berhenti. Bukan kebahagiaan semu yang kami alami disaat hidup di dunia ini. Kebahagiaan yang hanya datang silih berganti dengan kedukaan.

Maka ijinkanlah kami untuk tetap merindukanmu, anakku yang terkasih.

Nacita… kami sayang padamu, maka sayangilah kami pula, orang tuamu dan adik tersayangmu.


1 Response to "Nacita Nurani Hati Fatima"

Va, aku nangis baca artikel ini. Memang benar, Nacita masih suci, dia beruntung, karena sudah pasti akan mendapat tempat terindah di sisi Allah SWT. Aku juga salut pada ketegaranmu, Va. Tetap berjuang ya, demi Nazeta.

Tinggalkan komentar